Putri Suastini Dorong Penguatan Peran Perempuan, Jadikan Anak Suputra di Yayasan Dwijendra

    Putri Suastini Dorong Penguatan Peran Perempuan, Jadikan Anak Suputra di Yayasan Dwijendra
    Talk Show menghadirkan narasumber Ni Putu Putri Suastini sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali

    DENPASAR - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Yayasan Dwijendra menyelenggarakan Talk Show yang bertemakan,

    “Meningkatkan Peran Ibu Dalam Menjadikan Anak yang Suputra”, pada hari Kamis, 20 April 2023 di Aula Sadu Gocara Yayasan Dwijendra. 

    Talk Show dibuka oleh Dr. I Ketut Wirawan, SH.M.Hum., selaku Ketua Yayasan Dwijendra berharap agar para peserta dapat menambah pemahaman, pengetahuan dan termasuk inspirasi tentang upaya peningkatan peran perempuan dalam pembangunan yang sekaligus dapat membimbing, menuntun dan membina putra-putri kita menjadi anak yang Suputra. 

    Wirawan juga menekankan kepada keluarga besar Yayasan untuk memegang teguh Catur Guru, yaitu Guru Swadiaya, Guru Wisesa, Guru Pengajian dan Guru Rupaka, sehingga tidak menjadi alpaka guru. 

    " Jadilah insan-insan yang Suputra yang sekaligus menjadi jati diri bagi kita di dalam hidup bermasyarakat dan memberikan kemanfaatan bagi keluarga dan orang lain, "imbuhnya. 

    Talk Show menghadirkan narasumber Ni Putu Putri Suastini sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali dan dipandu oleh Rektor Dwijendra University, Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc.MMA. 

    Dalam pengantarnya, Sedana mengungkapkan adanya dinamika masyarakat sebagai akibat modernisasi dan globalisasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan adanya beberapa perubahan di antaranya adalah pola perubahan perilaku masyarakat, termasuk generasi muda, perubahan pemaknaan terhadap konsep ruang/tempat, waktu, kerja, masa depan dan keluarga. 

    Kondisi tersebut dapat memiliki dampak yang positif dan negatif sehingga diperlukan penanganan dan pengendalian.

    Sementara itu, Putri Suastini dalam pemaparannya yang penuh inspiratif menggambarkan bahwa perempuan di Bali memiliki etos kerja yang sangat tinggi, dan memiliki tugas-tugas domestik yang banyak sebagai penjaga dan pengawal suatu keluarga. 

    " Seorang Ibu selalu memberikan pendidikan kepada putra-putrinya dengan sentuhan tangan yang penuh kasih dan sayang guna membentuk anak yang suputra, " ungkapnya.

    Ia juga menambahkan bahwa perempuan dapat memiliki peran seperti manifestasi Dewi Saraswati, Dewi Laksmi dan Dewi Kali di dalam membangun suatu keluarga yang utuh. 

    Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa slogan habis gelap terbitlah terang oleh R.A. Kartini memiliki makna sebagai rwa bhineda di alam semesta (mikro dan makro). 

    Beliau menyampaikan solusi untuk perbaikan dengan menggunakan kata-kata, bahasa, pikiran, gagasan untuk membangun, yang salah satunya adalah emansipasi perempuan di ranah publik tidak hanya ranah domestik. 

    " Anak yang suputra dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dituntun agar berbakti kepada orang tua, guru, pemerintah dan selalu eling dengan Tuhan, " tambahnya.

    Pada akhir acara talk show, Putri Suastini Koster menyampaikan rasa apresiasi Gubernur Bali, I Wayan Koster kepada Sekehe Gamelan Yayasan Dwijendra yang telah turut serta secara berkelanjutan untuk menjaga budaya Bali. 

    Wayan Koster selaku Gubernur Bali memberikan dana apresiasi sebagai stimulan agar Yayasan Dwijendra senantiasa membangun Bali dari sisi budaya dan kesusasteraan Bali yang sejalan dengan Visinya yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali. (Tim)

    Editor : Ray

    pendidikan yayasan perayaan bali denpasar
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    Edutaiment Gathering Trans Studio Bali Dihadiri...

    Artikel Berikutnya

    Pra Peradilan Kasus Unud, Pasek Suardika:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Anumerta ke Almarhum AKP Ulil Ryanto
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami